Cinta Terlarang: Syirik!

Colom114 Dilihat

Rakyat45.com – Syirik atau mempersekutukan Allah merupakan puncak kezaliman dan dosa besar yang jika tanpa pertobatan di akhir hayat akan menyebabkan dosanya tidak terampuni. Namun ternyata syirik berbagai bentuknya, asalnya adalah karena cinta.

Syirik yang dilakukan karena cinta merupakan sumber kesyirikan sesungguhnya. Sebab dikatakan terdapat syirik yang dilakukan dengan penuh kecintaan, inilah yang dimaksud dalam artikel ini dengan cinta terlarang!

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.

Sekiranya orang-orang yang zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada Hari Kiamat) bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal).

Padahal di mata Allah, Tuhan yang semestinya disembah dengan kecintaan dan penuh pengagungan, sesembahan mereka yang mereka cintai bahkan seperti mereka mencintai Allah yang disebut cinta terlarang bukan semata sifat kekejian yang melekat padanya, namun cinta tersebut menunjukkan kezaliman besar bahkan merupakan puncak kezaliman dan Allah sendiri mereka itu sesungguhnya adalah lemah dan tidak dapat memberi manfaat dan menolak mudarat (keburukan) bahkan terhadap diri mereka sendiri.

Meski seseorang tersebut menyembah Allah, pada saat yang sama dia mencintai sesuatu sebagai tandingan dalam hal cinta maka sesungguhnya demikian merupakan kesyirikan dan sungguh syirik, merupakan suatu kezaliman yang besar dan orang-orang zalim tidak akan mendapatkan pertolongan.

Rasulullah mengajarkan suatu do’a agar cinta dapat tumbuh dalam diri termasuk cinta Allah, berikut lafaz dan artinya: “Allahumma inni as’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amalilladzi yuballighuna hubbaka, Allahummaj’al hubbaka ahabba ilayya minnafsi wa ahli wal maa’il baarid.” “Ya Allah sesungguhnya aku mengharap cintamu dan cinta yang mencinaiMu, dan amalan yang mengantarkan kami kepada cintaMu, ya Allah jadikanlah cintaMu lebih aku cintai dari diriku sendiri, dan keluargaku dan air yang dingin.”

Ustadz Ami Nur Baits menyebutkan dalam rilis video dalam chanel pribadinya andai orang menyaksikan azab Allah di hari Kiamat maka mereka tidak melakukannya.

Namun Allah merahasiakan agar manusia yang berbuat maksiat dapat kembali kepada Allah dalam bentuk Wahyu yang diturunkan. Ia mengatakan bahwa syirik berwarna-warni termasuk terkait “al-mahabbah” atau cinta terbagi kepada dua, yaitu:

Pertama, bersifat ideologi, ada dua, yaitu satu mencintai disertai adanya ketundukan kerendahan diri seperti yang dilakukan oleh orang ateis. Dua, mencintai apa yang dicintai oleh Tuhannya.

Hal ini dilakukan oleh orang yang memuliakan Husein secara berlebihan dengan mencintai apa yang dinisbahkan berhubungan dengan Husein sebagaimana pandangan mereka tentang tanah Karbala dengan menganggap bahwa barang siapa yang ingin sujudnya diterima maka hendaklah ia sujud di atas tanah Karbala sehingga bagi mereka kemana-kemana mereka membawa hal tersebut.

Adapun orang mukmin mencintai Allah secara ideologis penuh ketundukan dan pengagungan hanya kepadaNya.

Kedua, karena emosi berdasarkan manfaat baik berupa keinginan atau kebutuhan. Sepanjang sesuatu hal tersebut bermanfaat maka muncul rasa cinta. Seperti kopi pahit, baik yang menginginkan baginya kepahitan tersebut sensasional.

Adapun dasar kedua cinta atau “mahabbah” karena emosi adalah cinta, seperti cinta kepada keluarga, wanita, dan wanita. Adapun ketiga adalah karena kedekatan, seperti sepermainan, satu hobi dan lain sebagainya yang menjadikan kedekatan. Kesemua ini didasarkan oleh manfaat, ketika unsur manfaatnya hilang maka hilang juga rasa cintanya. Jika di dunia masih mungkin, maka di akhirat rasa cinta jenis ini telah hilang.

Akibat yang ditimbulkan dari kedua jenis faktor cinta di atas juga ada dua. Jika alasan ideologis berakibat syirik. Sedangkan faktor kedua berupa emosi, jika mengalahkan faktor pertama (ideologis) akan berakibat maksiat, sebagai contoh saking cintanya seseorang kepada harta dan keluarga menjadikannya bermaksiat, atau bahkan tidak solat, dan seterusnya.

Sebagaimana yang diingatkan Allah dalam al-Qur’an Surat at-Taubah Ayat 24: “katakanlah jika ayah-ayah kalian, dan anak-anak kalian, dan saudara-saudar kalian, dan istri-istri kalian, keluarga kalian, harta yang kalian upayakan, perdagangan yang kalian takutkan kegagalan padanya, dan tempat tinggal yang lebih kalian cintai dari pada Allah dan RasulNya dan jihad di jalan Allah, maka tunggulah saatnya.”

Hal yang sebagaimana terjadi pada orang-orang beriman, mereka menyembah Allah, mencintaiNya, mereka mengenalNya, berserah diri kepadaNya sepenuh hati dan tidak mempersekutukan dengan sesuatu apa pun. Itulah cinta sejati yang akan mendapatkan balasan dan tempat kembali yang terbaik syurga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed